Pada hari itu, hari dimana aku sangat merasa tidak berdaya, terasa sakit seperti 7 hantaman banteng. Tepat pada Desember lalu aku baru saja putus dengan kekasih ku, sebut saja namanya geovano. Disuatu pagi aku mendapati pesan yang sangat membuat ku terkejut, geovano mengirim pesan kepadaku yang berisi
"hai nala, maaf aku mengirim pesan ini pagi pagi, aku cuman mau bilang kita sampe sini aja ya, aku udah ngga ada rasa lagi ke kamu, aku cuman takut pasif. maaf kalo tiba-tiba banget, semoga kamu dapat penggantiku yang terbaik, makasii"
Isi pesan geovano yang dikirimkan untukku, aku yang masi mengantuk serontak terbangun dari kasur king dengan posisi nyawa yang belum terkumpul penuh, aku sempat bertanya mengapa alasan geovano memutuskan untuk putus dariku.
DI WHATSAPP*
nal: "geovanooo.. aku salah apa ke kamu, apa aku habis dekat dengan cowo lain? geovano kamu ngga bisa buat keputusan sendiri, putus itu harus dari kedua belah pihak, kalo aku ngga mau ya berarti kita belum putusss. aku kurang baik? kurang cantik? apa aku kurang bisa nemenin kamu disaat kamu pengen keluar jalan jalan?" balasku kepada pesan geovano diatas
gev: "kamu udah lebih dari kata sempurna, udah bener bener perfect, cuma aku ngerasa kalau aku terlalu ga excited buat kamu yang cintanya tulus ke aku, cintaku tulus nal, tapi untuk sekarang aku lagi mau sendiri, tolong yaaa, aku masi sayang kamu, tapi kita udah ngga bisa sama sama lagi, udah terlalu sering bertengkar, maaff yaa. makasiii nal"
Setelah geovano mengirim pesan tersebut kepadaku, aku tidak bisa berkutik apapun, kunci dari suatu hubungan adalah laki-laki, laki-laki bakalan jadi pondasi di suatu hubungan. Entah banyak orang yang bilang ini cinta monyet, aku tidak peduli, karena cintaku tulus untuk geovano.
Hingga pada suatu hari aku menyadari bahwa aku sudah mencapai 1 bulan putus dari geovano, sudah memasuki bulan Januari, namun masi terasa akan kehadirannya disisiku. Memang berat melepaskan genggaman tangan yang selalu ada untuk kita disaat lagi terpuruk, berat juga melepaskan sesuatu yang sudah menjadi bagian dari hari-hari kita. bahkan nyatanya hingga sampai saat ini aku tak kunjung ikhlas akan kepergiannya yang kesekian kali. Geovano juga memutuskan untuk tidak ingin berteman denganku setelah putus, hal itu aku ketahui dari teman dekatnya Fahri.
Apapun yang terjadi aku harus melakukan aktivasi ku dengan baik, jangan hanya karena aku putus cinta bisa membuat hari-hari ku terpuruk, berantakan. Namun nyatanya dia memang membawa pengaruh besar dalam kehidupanku.
aku bisa saja mengatakan bahwa aku sudah ikhlas, namun hatiku tak bisa dibohongi, sering sekali aku merindukan geovano, aku selalu membaca chatingan kita dulu yang ternyata lucu juga, tapi ternyata semua hanya sesaat, tidak selamanya. Apa juga yang aku harapkan dari cinta monyet? Cuaca aja bisa berubah-ubah, apalagi manusia.
Hingga pada suatu hari saat sudah memasuki musim hujan, aku terjebak di sekolahku SMP 2 GAHARA. Saat itu bel pulang sekolah sudah berbunyi, tepat pukul 15:00 semua murid-murid keluar kelas untuk pulang ke rumah masing-masing, namun ternyata diluar gedung sekolah ternyata hujan deras, aku menelfon mas arga (kakakku) namun tak kunjung diangkat, ya mungkin saja saat itu dia sedang diperjalanan. sudah ku tunggu 5 menit, namun mas arga tidak datang juga, ternyata mas arga sudah menelfon ku dritdi, ia menyuruhku untuk keluar dan turun ke lantai satu, namun ak tak mengangkatnya, ia kira aku sudah pulang.
DI WHATSAPP*
mas argaa: "dek, kamu dimana? mas udh didepan"
"P"
"3 panggilan suara tak terjawab dari mas arga"
Huftttt aku sudah benar-benar panik, aku bergegas memesan ojek online, karena mas arga terjebak hujan lebat, tapi hujan deras seperti ini pasti banyak ojek yang menolak pesanan, tmdan ternyata benar. Dari kejauhan aku mendengar langkah kaki yang mendekat ke arahku, semakin lama semakin keras suara langkah kaki. Dengan ketakutan ada seseorang yang menepuk pundakku dari belakang, aku pun memberanikan diri untuk menoleh, aku sangat terkejut dengan penampilan orang itu, dia mengenakan jas hujan besar hingga terlihat sangat seram, tidak sengaja aku berteriak
"AAAAAAA MAS ARGA TOLONGINNNN! " teriakku ketakutan
"e-ehhh nalaa, ini aku geovano" ucap lelaki yang sudah membuat ku menangis, iya dia mantanku
"kamu ngapain disini, mana ngagetin bangett. untung ga jantungannn aku!" jawabku dgn nada kesal
"maaff, kamu kenapa masi disini?, udah gelap banget lo ini, pak asep juga udh mau ngunci gerbang" ucap geovano kepadaku
"HAH? IYA? aduh ojolnya kemana semua si, tch" jawabku dengan nada panik
"Udah bareng aku aja" jawab geovano kepadaku
"GAK GAK GAK, UDH MENDING KAMU PULANG AJA SEKARANG" jawabku ke geovano dengan nada ketus
"UDH AYOOO" geovano yang masi memaksa ku
Namun tiba-tiba mas arga berlari ke arahku datang dan meneriaki kita berdua dari kejauhan
"WOYYYYYY LO APAIN ADEK GUE!" aku yang mengetahui mas arga salah paham segera menjelaskan semuanya, tanpa basa basi aku dan mas arga pulang sebelum malam tiba
"hati hati" ucap geovano kepadaku dan mas arga dengan muka smirik
"GAUSA SOK PERHATIAN" teriak mas arga ke geovano
Sesampainya dirumah, aku segera berganti baju dan mandi. Rumah sangat ramai karena kedatangan teman teman mas regan, biasa anak muda, mereka kalau kumpul ya dirumah aku, jadiin basecamp. Teman-teman mas regan cakep semua, apalagi mas zeo, dia tuhhh primadona di akord gang, kaya idaman ciwi-ciwi gituu. Bibi datang ke kamar membawakan susu hangat dan sandwich, Tiba-tiba bibi bertanya kepadaku
"non, emangnya tadi sampean sama mas geovano ya? ko daritadi mas regan ngebahas geovano terus sama geng nya" ucap bibi padaku
"lohhh, iya bi?" jawabku dengan kaget
"iyaaa non, tadi bibi denger mas regan bilang ke temen temennya" ucap bibi kepadaku
Setelah bibi memberitahuku, ia langsung pergi meninggalkan kamarku, setelahnya aku keluar kamar dan menatap mas regan dari lantai atas, ak memberi dia tatapan sinis, dia menyadari dan langsung menghampiri ku, aku menyadari jika mas regan akan menghampiriku, segera aku masuk ke dalam kamar dan segera tidur agar mas regan tidak menanyaiku. Namun ternyata mas regan tahu jika aku hanya pura-pura tertidur.
Ia melangkah ke arah kamarku
*tok tok tok [suara ketukan pintu]
"Dek, gak usah pura-pura tidur, mas tau kamu ngehindar pertanyaan dari mas" Ucap mas regan padaku
"Udahlah mas, aku sama geovano tadi ga ngap-ngapain, mas regan gak usah berpikiran aneh aneh deh" Jawabku dengan membelakangi mas regan
"Dek.. Mas cuman gak mau kamu disakitin lagi, kamu gak inget betapa gilanya kamu lupain si Bajingan itu" Ucap mas regan, Aku yang mendengar ucapan mas regan langsung berbalik badan dan beranjak dari kasur untuk berdiri
"MASS REGAN, UDAH!, gak seharusnya mas regan menjatuhkan geovano, dia emang udah nyakitin aku dengan cara ninggalin aku, tapi dia gak bajingan mas, DIA BAIK!" jawabku dengan suara lantang
Setelah aku membentak mas regan, aku pun turun untuk keluar, namun ternyata mas zeo mengetahui jika aku akan pergi keluar karena sudah kesal melawan mas regan
Dia beranjak dari sofa dan segera menghadangku
"ANALA NARESH, diluar hujan dan lo jangan keluar, gue udah anggep lo kaya adek sendiri, makanya gue ngelarang lo, tenang dulu, jangan kesulut emosi." Ucap mas Zeo padaku.
"kak zeo, kenapa mas regan selalu berpikiran buruk ke geovano, dia ga jahat, emang masa kita yang udah abis" ucapku kepada mas zeo
"Nalaaa.. udah tenangin dulu pikiranmu" ucap ka zeo padaku
"T-ttapi kak" jawabku
"Udah" ucap mas zeo padaku
"Tch yaudah, mau pesen makan aja" Jawabku dengan kesal
Aku berjalan menuju kamar dan lanjut tidur, tidak jadi pesan makanan. Ternyata apa yang dikatakan mas regan ada benarnya juga, aku sudah hampir gila ketika berjuang melupakan gevan, tapi gevan semudah itu datang dan seperti memberi harapan.
2 BULAN KEMUDIAN*
saat pagi menyapaku, aku terbangun beranjak dari tempat tidur, mengambil handuk dan segera mandi untuk bersiap sholat subuh dan berangkat sekolah. pukul 6:10 aku sudah siap untuk menjalani senin yang sangat amat berat.
"DEKK AYOOOO, NANTI TELAT UPACARA LO" teriak mas regan padaku
akupun segera keluar dari kamar, jarak dari rumah ke sekolah lumayan memakan waktu, kira kira 12 menit. Lama karena lampu merah dan kereta yang lewat, makanya mas regan selalu ngajakin aku berangkat pagi. Seperti biasa aku selalu menjadi petugas upacara, pagi hari masi menyapaku dengan manis, memasuki bel istirahat aku sudah kewalahan mengerjakan matematika, memasuki ishoma (istirahat sholat makan) aku sudah benar benar capek, tak terasa sudah pukul 15:00 waktunya aku pulang.
Aku pulang dijemput pak ujang supirku, setelah sampai di rumah aku segera cuci tangan kaki muka dan berganti pakaian, notif handphone ku sangat berisik, ku kira apa, ternyata...
kayiloo send photo*
aku membuka pesan yang dikirim kayla, ternyata isinya foto gevan pulang sekolah bareng cewe lain, aku tidak kenal dia siapa, namun sepertinya aku tau dia siapa. Ternyata dia teman sekelas gevan, Dia memang cantik, aku tidak tahu harus memberi respon seperti apa, sakit sekali rasanya, namun aku tidak punya hak untuk hal itu.
Aku tidak terlalu memikirkan hal yang membuatku sakit hati, langsung mengambil hadphone dan memutar musik, aku melanjutkan belajar ku yang dari sekolah, namun semua sia sia, pikiranku sulit untuk dikendalikan, begitupula isi hatiku, Tiba-tiba aku menangis karena terputar lagu "PURA PURA LUPA -MAHEN"
Aku tidak tahu apa salahku hingga aku tersakiti seperti ini, entah aku yang jahat ke gevan, atau aku memang kurang dalam segala hal. Kita yang tak sama, haruskah aku lantas pergi, meski cinta takkan bisa pergi.
Aku sudah menyiapkan hadiah untuk ulang tahun gevan, namun ternyata hubunganku sudah usai terlebih dahulu. Gevan.. Aku masi mencintaimu seperti awal aku mengenalmu, tidak pudar namun lebih lebih besar, kembalilah dalam kerinduan, entah merindukanku atau kenangannya.
garam rasanya?? asin(g)
mungkin memang kita saling menyakiti, hingga akhirnya kita sepakat untuk putus hubungan dan komunikasi, kita asing hanya dalam hitungan jam. Mungkin jika ditanya apakah aku masih mencintai gevan? Tentu jawabannya iya, namun jika ditanya apakah ingin kembali? jawabannya tidak, mungkin mencintai gevan tidak harus dengan aku memilikinya.
Tidak baik menahan seseorang yang ingin pergi, jika mungkin aku penyebab sakit hati gevan, semoga kebaikanku tidak akan dia temukan dimanapun itu.
saat hari selasa aku berangkat sekolah seperti biasa, namun saat aku cuci tangan tidak sengaja ada orang asing lewat didepanku, orang asing yang tahu segalanya tentangku.
Mengikhlaskan bagian dari mencintai bukan?
Gevan punya tempat tersendiri dihatiku. setelah tidak dengan gevan, aku juga tidak dengan siapapun. Melihatmu tersenyum saja aku sudah ikut bahagia, walaupun aku tau senyum itu bukan lagi untukku.
Bau parfumnya masi menempel di bajuku, teringat saat dia bersandar dipundakku dan berlagak seperti anak kecil ketika didekatku, namun sekarang dia begitu dengan siapa aku tak tahu.
Ternyata benar kata dilan90`s "rindu itu berat"
Aku tidak menyesal berpisah dengannya, namun aku menyesal pernah menyia-nyiakan perhatiannya yang penuh kasih sayang itu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar